Showing posts with label Penista Agama. Show all posts
Showing posts with label Penista Agama. Show all posts

Saturday, January 21, 2017

Heboh !!...Penista Agama Ini Di Giring Ke Kantor Polisi

Heboh !!...Penista Agama Ini Di Giring Ke Kantor Polisi
Gambar Ilustrasi

Kasus pelecehan Alquran di Probolinggo, baru kali ini terjadi. Karenanya persoalan tersebut begitu membetot perhatian publik. Lalu bagaimana asal muasal terungkapnya kasus tersebut?
Adalah Lutfi Ahmad, warga Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, yang pertama kali melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Pria keturunan Arab ini merasa tak nyaman setelah mendengar keterangan sejumlah rekannya terkait tindakan pelaku yakni Jazuli.
Menurutnya, kasus tersebut bermula disebuah acara takziah di rumah Jupri, di Dusun Pengadangan, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, tepatnya sekitar seminggu lalu. Saat itu, Jazuli, yang juga datang melayat tetangganya yang meninggal itu, terlibat perbincangan dengan kawan-kawan sekampungnya.
Lalu entah mengapa, ditengah obrolan itu, tiba-tiba Jazuli, menghardik seorang petakziah lain yang melafalkan kalimat Istigfar (Astagfirullah Halazdim). Ironisnya, Jazuli, bahkan melarang orang itu (belakangan diketahui bernama Rahmad, red) untuk tidak melafalkan kembali kalimat Istigfar, jika dirinya masih berada ditempat itu. “Jazuli, melarang Rahmad membaca Istigfar sambil mencak-mencak dan menutup telinganya,” kata Lutfi Ahmad.
Tak sampai disitu, seolah tanpa beban, dihadapan puluhan petakziah, Jazuli, juga mengatakan jika Allah SWT, itu tidak pernah ada. “Dia bilang Allah tidak ada. Mana Allah, kalau ada saya culek matanya, dan saya robek mulutnya. Mana, mana Allah,” lanjut Lutfi Ahmad, menirukan kata-kata Jazuli, saat itu.
Waktupun terus berlalu. Keesokan harinya, sejumlah pemuda atas saran Lutfi Ahmad, mendatangi rumah Jazuli, untuk memastikan sikap pria asli Dusun Pengadangan, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, itu terhadap Keesaan Allah. Tak disangka, saat dijumpai dirumahnya, Jazuli makin berani memperlihatkan sikap ketidakwajarannya tersebut. “Dihadapan kami dia menduduki Alquran, menyobek, bahkan berniat mengkentuti Alquran. Dia juga menantang keesaan Allah SWT,” sambung Lutfi Ahmad.
Untuk membuktikan tindakan Jazuli, Lutfi Ahmad, diam-diam juga merekam semua pembicaraan dan tindakan Jazuli, melalui kamera ponsel. “Saat merekam ponsel sengaja kami sembunyikan, karena kami tak ingin Jazuli tahu kalau kami rekam. Kepada kami Jazuli juga mengaku jika sudah memiliki 202 murid,” pungkas Lutfi Ahmad.
Selanjutnya, atas kesepakatan sejumlah pengurus FUIB (Forum Ummat Islam Bersatu) Probolinggo, kasus Jazuli, dibawa ke kepolisian.
Sobek, Duduki dan akan Kentuti Alquran, Jazuli Diamankan Polisi
Gara-gara dituding menodai agama, Jazuli (35), warga Dusun Pengadangan, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, diamankan polisi.
Sekitar pukul 24:15 dini hari, aparat dari jajaran Polres Probolinggo, dibantu warga desa sekitar, menjemput Jazuli di rumahnya. Bapak 5 anak ini, selanjutnya dibawa ke mapolres untuk diperiksa.
Sebelum dilaporkan menodai agama oleh beberapa tokoh FUIB (Forum Umat Islam Bersatu) Probolinggo, Jazuli, diketahui telah menyobek Alquran, mendudukinya, sekaligus (maaf, red) berniat hendak mengkentuti Alquran.
Lebih dari itu, pria yang belakangan diketahui menganut ilmu kejawen ini, juga disebut-sebut menantang ke Esaan Allah SWT. “Dia bilang Allah tidak ada. Mana Allah, kalau ada saya culek matanya, dan saya sobek mulutnya,” ujar Sukandar, warga sekitar rumah Jazuli, seraya menirukan ucapan Jazuli.
Ditambahkannya, pernyataan Jazuli, menantang Allah SWT sekaligus mengeluarkan kata-kata tak patut itu, juga diucapkan di muka umum. 
Mengaku Iseng
Jazuli, pria yang diketahui menyobek, menduduki, dan hendak mengkentuti Kitab Suci Al Quran, serta disebut-sebut menantang ke-Esa-an Allah SWT, akhirnya menjalani pemeriksaan di Mapolres Probolinggo hingga Jumat pagi.
Dihadapan polisi, pria yang mengalami kelumpuhan pada kaki kanannya ini nampak pasrah. Jelas terlihat diraut wajahnya rasa penyesalan.
Dijumpai beritajatim.com disela-sela pemeriksaan, Jazuli, mengakui semua perbuatannya. Namun ia berdalih, semua perbuatan yang ia lakukan tak lain hanyalah sekedar iseng. “Saya guyonan kok. Saya juga ndak menduga kalau guyonan saya berbuah penangkapan terhadap saya,” katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang tambal dan penjual ban sepeda motor ini juga mengaku beraliran kejawen. “Kalau saya dikatakan serius dalam peristiwa itu tentu tidak. Tapi memang saya menganut ilmu kejawen,” sambungnya singkat.
Untuk sementara, tak banyak yang bisa dikorek dari Jazuli. Polisi menyatakan, usai pemeriksaan nanti wartawan dipersilahkan mengajukan berbagai pertanyaan kepada yang bersangkutan.
“Nanti lagi wawancaranya. Sekarang kita periksa dulu,” ujar Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, seraya mengahalau beritajatim.com dari ruang pemeriksaan I Polres Probolinggo.
Junaidi Ayah Jazuli Kaget Anaknya Melecehkan Al Quran
Kelakuan Jazuli, melecehkan Al Quran, jelas membawa dampak psikis terhadap seluruh keluarganya. Menurutnya, meski keluarga belum tahu persis kesalahan apa yang dilakukan Jazuli, hingga diamankan polisi, namun ia mengaku kaget dengan peristiwa penjemputan tersebut.
“Saya kaget. Keluarga juga masih belum tahu apa benar dia melecehkan Al Quran,” katanya.
Junaidi, mengatakan Jazuli, tinggal bersamanya kembali di Dusun Pengadangan, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, baru sekitar 1 tahunan. Sebelumnya, Jazuli, tinggal di rumah istrinya Ny Erna, disebuah desa di kawasan Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
“Dia pulang ke sini karena lumpuh. Kalau setahu saya dia lumpuh sudah sejak 3 tahun lalu,” ucap Junaidi.
Dikatakannya, selama ini perbuatan anaknya terbilang normal. Jazuli, yang anak ke 3 dari 6 bersaudara itu juga bergaul seperti biasa dengan tetangga sekitar. “Memang dia tak memiliki pekerjaan tetap. Karena itu sejak dia lumpuh dia membantu saya dibengkel ban sepeda motor,” sambungnya.
Menurut Junaidi, selama ini ia tak pernah mendapati Jazuli, sedang mempelajari ilmu atau sejenisnya untuk tujuan tertentu. Sehari-hari Jazuli, hanya membantunya dan mengurus semua anaknya.
“Soal kumpul-kumpul belajar ilmu tertentu ndak pernah itu. Punya murid juga tidak,” kata Junaidi.
Sementara itu, ketika disinggung soal dugaan pelecehan Al Quran, yang dituduhkan terhadap anaknya, Junaidi, sedikit kaget. “Hah masak iya. Kami semua keluarga di sini taat beribadah. Kami ini orang desa, dari dulu ya jelas memeluk Agama Islam. Saya juga ngajari Jazuli, sejak kecil memeluk agama Islam,” katanya.
Sekarang Junaidi, hanya berharap Jazuli, bertobat jika memang benar-benar melecehkan Al Quran dan menantang Keesaan Allah SWT.
Jazuli: “Kalau Allah Ada, Saya Colok Matanya !!”
Dianggap telah menodai agama, Jazuli yang merupakan warga Probolinggo diamankan polisi. Dia dilaporkan masyarakat karena nekat menyobel-nyobek Alquran dan mendudukinya.
Ketua PCNU Kraksaan, Probolinggo, KH As’ad Abu Hasan, meminta masyarakat Probolinggo, tidak main hakim sendiri terkait kasus dugaan pelecehan Al Quran.
Menurutnya, PCNU tetap akan bersikap keras terhadap tindakan pelaku. Namun demikian cara yang akan digunakan tetap menempuh jalur hukum. “Kami saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan. Setelah lengkap baru kami akan selesaikan lewat jalur hukum,” 
Kiai As’ad berharap, masyarakat hendaknya tetap berpijak pada akal dan pikiran yang jernih. “Kami semua umat Islam merasa telah dilecehkan dengan sangat kasar. Tapi saya imbau masyarakat tetap santun menghukum pelaku. Dan untuk aparat yang berwajib, jangan coba-coba menyepelekan masalah ini,” tegasnya.
MWC NU juga berjanji akan mengamankan seluruh umat Islam di Kabupaten Probolinggo, agar tidak terjebak konflik horisontal pasca terjadinya pelecehan Al Quran. “Kami akan amankan seluruh ummat Islam agar tidak bertindak anarkis. Sekali lagi kami tempuh jalur hukum,” pungkasnya.
Saat berita ini diturunkan, sejumlah anggota MWC NU Kabupaten Probolinggo, sedang melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi. Tim yang dipimpin Rois Syuriah, KH Siyabuddin, ini melakukan investigasi di mapolres dan sekitar rumah pelaku.
Dilain pihak, Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, menyatakan masih medalami kasus tersebut. “Jazuli, masih kita amankan. Kita masih mendalami kasusnya,” katanya.

Ketua PCNU Kraksaan, Probolinggo, KH As’ad Abu Hasan, meminta masyarakat Probolinggo, tidak main hakim sendiri terkait kasus dugaan pelecehan Al Quran.

Menurutnya, PCNU tetap akan bersikap keras terhadap tindakan pelaku. Namun demikian cara yang akan digunakan tetap menempuh jalur hukum. “Kami saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan. Setelah lengkap baru kami akan selesaikan lewat jalur hukum,”
Kiai As’ad berharap, masyarakat hendaknya tetap berpijak pada akal dan pikiran yang jernih. “Kami semua umat Islam merasa telah dilecehkan dengan sangat kasar. Tapi saya imbau masyarakat tetap santun menghukum pelaku. Dan untuk aparat yang berwajib, jangan coba-coba menyepelekan masalah ini,” tegasnya.
MWC NU juga berjanji akan mengamankan seluruh umat Islam di Kabupaten Probolinggo, agar tidak terjebak konflik horisontal pasca terjadinya pelecehan Al Quran. “Kami akan amankan seluruh ummat Islam agar tidak bertindak anarkis. Sekali lagi kami tempuh jalur hukum,” pungkasnya.
Saat berita ini diturunkan, sejumlah anggota MWC NU Kabupaten Probolinggo, sedang melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi. Tim yang dipimpin Rois Syuriah, KH Siyabuddin, ini melakukan investigasi di mapolres dan sekitar rumah pelaku.
Dilain pihak, Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, menyatakan masih medalami kasus tersebut. “Jazuli, masih kita amankan. Kita masih mendalami kasusnya,” katanya.
Untuk sementara, tak banyak yang bisa dikorek dari Jazuli. Polisi menyatakan, usai pemeriksaan nanti wartawan dipersilahkan mengajukan berbagai pertanyaan kepada yang bersangkutan.

“Nanti lagi wawancaranya. Sekarang kita periksa dulu,” ujar Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, seraya mengahalau beritajatim.com dari ruang pemeriksaan I Polres Probolinggo.

TRAGIS !!...Setelah Menista Nabi dan Al-Qur`an, Allah Menimpakan Padanya Balasan Mengenaskan. Saat Meninggal, Jasadnya Dimuntahkan Bumi

TRAGIS !!...Setelah Menista Nabi dan Al-Qur`an, Allah Menimpakan Padanya Balasan Mengenaskan. Saat Meninggal, Jasadnya Dimuntahkan Bumi
Gambar Ilustrasi

PADA zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ada dua orang penista yang seringkali disalahpahami karena kemiripan keduanya. Orang yang pertama pada akhirnya bertaubat dan masuk Islam dengan baik. Sedangkan yang satunya, murtad dan mati secara mengenaskan.
Pertama, adalah Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh. Kedua, tidak diketahui namanya, tapi berasal dari Bani Najjar yang beralih ke agama Nashrani.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh
Ibnu Abi Sarh (saudara sesusu Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu) awalnya adalah seorang musyrik. Setelah hidayah Allah subhanahu wata’ala masuk ke dalam lubuk hatinya, dia pun memeluk Islam (sebelum Perjanjian Hudaibiyah). Tugas mentereng pun diembannya. Ia dijadikan sebagai salah seorang penulis wahyu.
Ketika menulis wahyu, ada yang disalahpahami oleh Ibnu Abi Sarh. Saat Rasul mendiktekan kata  as-sami’ al-‘alim, Abdullah menulis al-‘alim al-hakim. Nabi pun mengomentari, memang Allah memiliki sifat demikian. Namun, ia salah paham. Dikiranya nabi membenarkan dirinya merubah al-Qur`an. Padahal nabi ingin menunjukkan bahwa itu memang termasuk dari al-asma al-husna. Pada suatu malam ia pergi diam-diam ke Makkah kemudian murtad dan mengatakan kepada mereka bahwa dirinya telah mendistorsi al-Qur`an.
Menurut Ath-Thabari Surah Al-An’am, ayat 93 turun berkaitan dengan Ibnu Abi Sarah dan Musailamah bin al-Habib (Jāmi’ul Bayān fī Ta`wīli al-Qur`ān, 11/536).
Syaikul Islam, Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya yang berjudul al-Shārim al-Maslūl ‘Ala Syātimi al-Rasūl (Hal: 115) menyebutkan secara jelas kesalahannya.
Dari beberapa riwayat yang dihimpun, bisa diketahui bahwa Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh berdusta atas nabi. Dirinya beranggapan telah menyempurnakan wahyu nabi sehingga ia bisa menulis apa saja yang dikehendaki, ini karena dia merasa disepakati dan dibiarkan nabi. Sampai ia beranggapan akan turun wahyu kepada dirinya.
Perbuatannya ini jelas mencela Rasulullah dan kitabnya yang bisa membuat keraguan kepada kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pada masa Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah 8 H) sebenarnya Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam meminta sahabat untuk mencari dan membunuhnya. Namun tidak jadi karena mendapat ijarah (suaka) dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu ditambah lagi ketulusan hati untuk bertaubat. Akhirnya taubatnya diterima dan melaksanakan keislaman secara baik. Pada zaman kekhilafaan Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu ia menjadi Komandan Angkatan laut, serta berperan serta dalam jihad di benua Afrika dan Laut Mediterania.
Orang Nashrani yang Masuk Islam Kemudian Murtad
Orang kedua asalnya beragama Nashrani. Berasal dari kalangan Bani Najjar, masih sesuku dan kerabat Annas bin Malik. Pasca keislamannya, ia mendapat amanah untuk menulis wahyu, sebagaimana Ibnu Abi Sarh. Di mata sahabat, orang ini begitu dikagumi karena telah menghafalkan Surah Al-Baqarah dan Ali Imran. Waktu itu, siapa saja yang bisa menghafal keduanya sangat dihormati dan dikagumi.
Parahnya, dia murtad, kembali ke agama Nashrani dan menceritakan bahwa,  “Muhammad tidak mengerti apa-apa, melainkan apa yang aku tulis.”
Dalam riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi dijelaskan, jika Rasul mendiktekan kata sami’an bashiran, oleh dia ditulis sami’an ‘aliman. Jika didektekan kata sami’an ‘aliman, maka ia tulis sami’an bashiran. Dia merasa telah membodohi Muhammad dengan melakukan perbuatan tersebut.
Setelah murtad, menista nabi, al-Qur`an dan tidak mau bertaubat, Allah menimpakan kepadanya balasan yang mengenaskan. Seketika dia dimatikan Allah subhanahu wata’ala.
Apa yang dialaminya sungguh luar biasa tragis. Biasanya orang murtad tidak sampai dihukum dengan hukuman seperti ini. Sebab, kesalahannya bukan hanya murtad, tapi juga menista nabi dan Al-Qur`an. Sebagaimana yang dicatat oleh Syekh Ibnu Taimiyyah dalam al-Shārim al-Maslūl ‘Ala Syātimi al-Rasūl (116, 117).
Di samping itu Syekh Ibnu Taimiyyah dalam kitab al-Jawābu al-Shahīh Liman Baddala Dīna al-Masīh (VI/296) memberikan penjelasan menarik dari sejarah mengenai penistaan terhadap nabi.
Dari pengalaman tentara umat Islam di Syam, jika mereka mengalami kesulitan mengepung benteng Ahlul Kitab, maka ditunggu sampai mereka menghina nabi. Saat terdengar hinaan kepada nabi maka benteng musuh bisa dijebol. Sebagai balasan dari Allah, sesuai dengan Surah Al-Kautsar, ayat tiga.
Pada kasus lain, ketika Kisra (Raja Persia) menyobek-nyobek surat nabi, maka Allah hancurkan kekuasaannya. Sedangkan ketika Heraclius dan Muqauqis menghormati surat nabi, maka kekuasaan mereka masih tetap. Ini menunjukkan bahaya penistaan kepada nabi, al-Qur`an dan Islam.
Pelajaran berharga dari kedua kisah ini ialah: Pertama, hati-hatilah terhadap penistaan, baik itu kepada nabi, kitab suci dan Islam. Kedua, akhir yang tragis akan dialami oleh penista. Sebagaimana yang dilakukan oleh orang Nashrani.
Ketiga, bagi setiap penista, segera bertaubat sebelum terlambat. Dengan bertaubat, kembali ke Islam, maka dosa-dosa di masa lalu akan dihapuskan, sebagaimana hadits berikut:

إِنَّ الْإِسْلَامَ يَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهُ

“Sesungguhnya Islam menghapus (dosa-dosa) yang telah terjadi di masa lalu.” (HR. Ahmad).*

Penulis alumni Al Azhar, peserta PKU VIII UNIDA Gontor 2014


Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar

Inilah Kisah Kematian Tragis Ka’ab bin Asyraf. Kematian yang Pantas Bagi Penghina Nabi dan Keluarganya.

Inilah Kisah Kematian Tragis Ka’ab bin Asyraf. Kematian yang Pantas Bagi Penghina Nabi dan Keluarganya.
Inilah Kisah Kematian Tragis Ka’ab bin Asyraf. Kematian yang Pantas Bagi Penghina Nabi dan Keluarganya.

MERUNUT sejarah, umat Islam tak sekali berhadapan dengan penista agama. Ia hadir sejak wahyu pertama turun dan kian menjadi kala didakwahkan secara terang-terangan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam di Makkah dan Madinah.
Caranya pun beragam. Ada yang lewat hasutan, menggubah syair menyerang keluarga Nabi, hingga menabur kotoran diam-diam di depan rumah Nabi atau jalan yang biasa dilalui.
Pastinya, ada satu hal yang menyamakan mereka para penista agama. Semuanya berakhir tragis kecuali jika ia bertaubat menjemput hidayah Islam.
Pun demikian dengan Ka’ab bin Asyraf. Seorang penista agama dari kalangan Yahudi Madinah.
Dengan kepiawaian menggubah syair, Ka’ab tak henti merongrong umat Islam dengan menjelekkan keluarga Nabi.
Ia juga menghasut Quraisy Makkah untuk menuntut balas kekalahan mereka di Perang Badar silam.
Singkat kata, Rasulullah merasa terganggu dan menawarkan kepada sahabat, siapa gerangan yang bisa menuntaskan masalah tersebut.
Sontak, sahabat Muhammad bin Maslamah, segera berdiri menyanggupi undangan tadi. Meski belakangan, ia mengaku tak tahu harus berbuat apa dalam menolong Nabi.
Iya, saking tingginya ghirah beragama, sahabat itu belum sempat berfikir bagaimana cara membunuh Ka’ab.
Seorang pemuka Yahudi yang hidup dalam benteng kokoh dengan pengawalan ketat tentu berbeda dengan masyarakat awam biasa.
Diceritakan, berhari-hari Muhammad bin Maslamah tak bisa makan dan minum. Rupanya ia  terbebani dengan tugas berat itu.
Hingga Nabi memberi keringanan kepadanya.“Perbuatlah apa yang kamu pandang baik untuk itu.”
Seketika Muhammad beroleh inspirasi dari arahan Nabi tersebut. Ia bangkit dan menyiapkan pasukan khusus untuk sebuah operasi rahasia.
Abbad bin Bisyr, al-Harts bin Aus, dan Silkan bin Salamah yang dikenal dengan sebutan Abu Nailah turut bergabung dalam misi intelijen tersebut.
Nama yang disebut terakhir terhitung masih saudara sesusuan Ka’ab bin Asyraf, tokoh yang diincar oleh mereka.
Berbekal simpatik sebelumnya, terlebih dengan hadirnya Abu Nailah, para sahabat memutuskan menemui Ka’ab di istana sekaligus bentengnya itu.
Sampai malam naas itu, Ka’ab ternyata belum sadar dengan bahaya yang mengancamnya.
Ia bersegera turun ke halaman menemui orang-orang yang memanggilnya itu.
“Sungguh aku mendengar keburukan dari ucapan Silkan bin Salamah.” ujar istrinya mengingatkan.
“Aku mencium bau darah yang menetes dari ucapan mereka,” lanjut istrinya geram dengan teriakan para sahabat Nabi.
Mendapat warning demikian. Ka’ab justru bertambah pongah. “Pantang bagi seorang dermawan menolak suatu ajakan apapun. Meski diajak kepada tikaman, sang dermawan itu pasti memenuhinya,” seru Ka’ab yang tak lagi peduli nasihat istrinya.
Anehnya, tiba di pekarangan, tak ada apa-apa seperti dikhawatirkan istri Ka’ab. Tapi sejatinya itulah kematangan strategi intelijen Muhammad bin Maslamah, sang panglima operasi.
Bersama yang lain, Muhammad malah mengajak Ka’ab mengitari kebun di kediaman Ka’ab.
“Sungguh parfummu wangi sekali malam ini. Bolehkah saya mencium kepalamu?“ puji Muhammad sambil meraih kening Ka’ab untuk diciumi.
Ajaib. Ka’ab yang sejak tadi pede dengan mudah menyodorkan kepalanya. Para sahabat pun berlomba ikut-ikutan meraih kening Ka’ab. Menikmati parfum mewah milik seorang bangsawan kaya dan pembesar masyarakat saat itu.
Terlena dengan sanjungan, akhirnya Ka’ab benar-benar lupa daratan.
Tiba-tiba Muhammad bin Maslamah mencengkeram kepala Ka’ab sambil berseru lantang. “Wahai sahabatku, bunuhlah musuh Allah ini!”
Seketika, sejumlah pedang tajam langsung berkelebat menghunjam ke arah kepala dan tubuh Ka’ab.
Hingga akhirnya sebilah tombak kecil mengantar kematian sang penista agama tersebut. Tombak itu menancap tembus ke kemaluan Ka’ab.
Inilah kisah kematian tragis Ka’ab bin Asyraf. Kematian yang pantas bagi penghina Nabi dan keluarganya.
Hingga sekarang reruntuhan bangunan istana atau benteng Ka’ab masih didapati terserak di pinggir Kota Madinah.*


Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Cholis Akbar

[Kisah Nyata] - Inilah Kematian Tragis si Penista Agama Yang Anti Arab. Mengerikan!!...Bumipun Tidak Mau Menerima Jasadnya

[Kisah Nyata] - Inilah Kematian Tragis si Penista Agama Yang Anti Arab. Mengerikan!!...Bumipun Tidak Mau Menerima Jasadnya
[Kisah Nyata] - Inilah Kematian Tragis si Penista Agama Yang Anti Arab. Mengerikan!!...Bumipun Tidak Mau Menerima Jasadnya 

Ini kisah tentang musthafa kamal. Penguasa turki yg sangat anti dgn yg 'kearab-araban'. (Padahal namanya sendiri berbahasa arab). Pakaian 'arab' dilarang, adzan dgn bahasa arab dilarang, tulisan nama-nama masjid dgn bahasa arab dilarang. Bahkan saking bencinya dgn tulisan arab, qur'an pun tidak boleh diedarkan jika masih memakai tulisan arab. Matanya memerah, marah jika melihat TULISAN ARAB. Puluhan ulama ia buru dan gantung krn menentang idenya yg ingin menghapus pengaruh arab dalam masyarakat.


Tapi teman2 tau bagaimana akhir si anti arab ini? Begini kisahnya...


Menjelang kematiannya, Allah datangkan beberapa penyakit hingga ia merasakan siksaan yang demikian dahsyat. Diantaranya penyakit kulit sampai ke kaki dimana ia merasa gatal-gatal seluruh tubuh. Gatal tidak kunjung hilang meski kulit terkelupas akibat digaruk menggunakan kuku. Ditambah dgn penyakit jantung, tekanan darah tinggi, serta marasa panas sepanjang waktu. #Tersiksa


Pembantu-pembantunya juga diarahkan untuk meletakkan potongan-potongan es di dalam selimut untuk mendinginkan tubuhnya. Namun tetap sia-sia. Karena tidak tahan dengan panas yang ditanggung, ia menjerit sehingga seluruh istana mendengar jeritan itu. Karena tidak tahan mendengar jeritan, mereka yang bertanggung jawab mengirimnya ke tengah lautan dan ditempatkan dalam perahu dengan harapan ia akan merasa sejuk. Panasnya tak juga hilang!


Pada 26 september 1938, ia pingsan selama 48 jam karena terlalu panas dan sadar setelah itu, tetapi hilang ingatan. Pada 9 November 1938, Kemal pingsan lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Sewaktu dia meninggal, tidak seorang pun yang memandikan, mengkafani dan menyolatkan mayatnya. #busuk


Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuan beliau datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafani dan menyolatkannya. Tidak hanya itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke kuburan. Saat mayatnya hendak ditanam, tanah tidak menerimanya. Karena putus asa, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam museum yang diberi nama EtnaGrafi selama 15 tahun sampai tahun 1953.

Setelah 15 tahun mayatnya hendak ditanam kembali, tapi bumi tetap tdk menerimanya. Akhirnya mayatnya dibawa ke satu bukit dan ditanam di celah-celah batu marmer.

Para ulama saat itu mengatakan bahwa bukan hanya bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak akan menerima jasad mustafa kamal ataturk.
Begitulah kematian si anti arab. 

Adakah yg mau mengikutinya?

Semoga bisa menjadi pelajaran untuk semua.